Arema bukan hanya untuk orang Malang, tapi Arema adalah untuk Indonesia
Agak aneh memang, seorang yang lahir dan besar di kota bernama Denpasar yang notabene ibukota provinsi Bali namun sejak kecil telah menjadi seorang Aremania. Itu semua tak lepas dari pengaruh tidak langsung kedua orang tua saya yang memang asli malang. Bapak saya lahir dan besar di Dieng Atas sedangkan Ibu saya bertempat tinggal di daerah panggung. Sejak kecil rutin setiap tahun saya selalu diajak orang tua untuk mudik ke Malang. Sehingga Malang saya anggap sebagai rumah kedua saya.
Dulu saya sangat senang apabila diajak jalan-jalan ke Lembah Dieng, Sengkaling, Songgoriti, Selecta, dan tak lupa Stadion Gajayana.Ya Stadion Gajayana yang dulu menjadi home base tim PS Arema Malang menjadi tempat saya untuk bermain bola dengan Bapak saya. Pernah suatu ketika Bapak saya mengajak saya untuk menonton pertandingan Arema Malang.
Atraksi Yuli Sumpil memimpin Aremania di Stadion Kanjuruhan
Yang namanya anak kecil diajak ke tempata ramai tentu saja senang sekali. Disitulah awal saya mengenal klub sepakbola bernama Arema. Saya melihat gerombolan orang memakai kaus biru-biru beramai-ramai memadati stadion Gajayana lengkap dengan atribut seperti syal, bendera,dll. “Ini orang-orang pada mau ngapain yah??” pikir saya waktu itu.kebetulan dulu saya nonton di bangku VIP bersama Bapak saya, sehingga dengan jelas terpampang ribuan Aremania di depan pandangan saya.
Mereka bernyanyi, bergoyang, bersorak sorai mendukung satu klub, AREMA. Bendera-bendera ukuran besar bergambar kepala singa dengan tulisan-tulisan “Arema,Ongis Nade,Aremania,dll” menghiasi pinggiran tribun. Terjawab sudah jawaban saya, ternyata mereka semua datang kesini lengkap dengan atribut untuk mendukung kesebelasan yang akan saya tonton, Arema Malang.
Selama pertandingan tak henti-hentinya para Aremania menyanyi dan bergoyang. Wow fantastis pikir saya waktu itu. Ternyata gairah masyarakat Malang menonton Arema sangat besar. Saya pun tak henti-hentinya tersenyum dan senang melihat atraksi-atraksi Aremania yang bagi saya itu suatu yang kreatif. Dan akhirnya pertandingan pun berakhir. Saya terkesan dengan pertandingan tadi.
Dan sepulang dari stadion saya merengek ke Bapak saya untuk minta dibelikan kaus Arema. Akhirnya saya pun dibelikan sebuah kaus kain jeruk dengan tulisan Aremania dan ada logo kepala singanya.Saya senang bukan main sampai saat saya sudah pulang ke Bali pun saya selalu memakai kaus Arema itu sebagai kostum kebanggan saat bermain bola dengan kawan-kawan di Bali.
Saya jadi ingat dulu saat saya masih SMP. Saat itu saya masih tinggal di Denpasar dan mengikuti pertandingan-pertandingan Perseden Denpasar di Divisi Utama. Dan saat Arema bertandang ke Stadion Ngurah Rai Denpasar. Saya memakai kembali atribut Aremania saya dan bergabung dengan kawan-kawan Aremania di stadion untuk mendukung Arema.
Namun sayang sekali musim itu Arema harus terdegaradasi bersama Perseden dan Petrokimia Putra ke Divisi 1. Dan akhirnya saya pun beranjak dewasa. Kegilaan saya akan Arema semakin menjadi, hampir tiap saya mudik ke Malang saya selalu membeli kaus Arema. Dari kaus suporter sampai replika kaus Arema saat bertanding menjadi koleksi saya sejak SD.
Puncaknya saat saya memutuskan kuliah di Surabaya. Saya “mbelan-mbelani” berangkat sendirian bersepeda motor ke Malang hanya untuk menonton Arema Malang. Saya masih ingat pertandingan pertama yang saya tonton saat itu adalah Arema vs Persiwa yang berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Arema Malang.
Selanjutnya hampir tiap pertandingan Arema tidak pernah saya lewatkan. Soal kebiasaan mengoleksi kaus Arema? Jangan ditanya.Hampir tiap saya menonton Arema selalu saya sempatkan membeli pernik Arema. Toko yang menjadi langganan saya itu yang ada di dekat toko sport “Rachman Sport”. Saat Arema mengadakan tour ke Bali pada tahun 2008 untuk lawan Persegi Bali FC Gianyar kebetulan saat itu saya sedang berlibur di Bali. Saya pun berangkat dengan pasangan saya ke stadion Kapten Dipta.
Dari pagi hujan terus mengguyur kota denpasar dan sekitarnya namun sama sekali tak menyurutkan niat saya untuk melihat tim kesayangan saya berlaga.Berbekal jas hujan sobek saya nekat berangkat ke Stadion,pikir saya emang ada yah Aremania yang mau jauh-jauh datang ke Gianyar?
Ternyata dugaan saya meleset, sepanjang jalan menuju stadion terlihat iring-iringan para Aremania lengkap dengan atribut dan kaus berlogo kepala singa. Dan sampai stadion saya makin tercengang melihat hampir seperempat stadion dipenuhi Aremania, benar-benar serasa main di kandang. Hujan tetap tidak berhenti namun tak menyurutkan semangat Aremania bernyanyi dan mendukung Arema berlaga. Skor berakhir 0-0 dan sempat terjadi ketegangan saat itu dengan suporter tuan rumah namun tidak ada kerusakan yang berarti juga tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Sampai saat ini pun saya masih rajin datang ke stadion untuk bersama-sama Aremania lainnya bernyanyi dan bergoyang untuk mendukung satu nama.Arema. Bersama-sama teman-teman dari Aremania Kaskus yang membuat saya akhirnya tidak sendirian lagi ke stadion.Dan bisa beriring-iringan berangkat ke Stadion.
Banyak orang bertanya.”kamu kan orang Bali,ngapain sih suka banget sama Arema??”.Saya hanya menjawab.”Arema bukan cuman untuk orang Malang saja.Arema itu untuk seluruh Indonesia titik.”. Saya pernah nonton pertandingan Perseden Denpasar di GOR Ngurah Rai, pertandingan Persegi Gianyar di Kapten Dipta,pertandingan Persik Kediri di Brawijaya, pertandingan Persib Bandung saat bermain di Siliwangi. juga pertandingan Persebaya Surabaya tapi di Gelora Delta Sidoarjo.
Namun tak ada yang mengena di hati saya.Bagi saya Arema & Aremania-lah yang punya spirit yang mampu membuat orang-orang luar Malang seperti saya jatuh hati kepada Arema.
Dan saat ini, dimana kiri kanan saya Bonekmania semua. Saya tetap lantang bersuara. SAYA INI AREMANIA!SALAM SATU JIWA! Meski semua orang bersuara sumbang untuk Arema namun suara saya akan tetap selalu merdu untuk kejayaan AREMA INDONESIA.
Salam Satu Jiwa Arema Indonesia
artikel by Angga Kusbandrio, Denpasar, Bali
sumber:disini
1 comments:
coba koment...
Post a Comment